Npm : 16209607
Kelas : 3EA12
ANALISIS ( JURNAL 1 )
Pengarang : Andreas Paka
Judul : Permasalahan Ekonomi Di Indonesia
Tahun : 2010
Tema : Masalah Ekonomi
Latar Belakang Masalah
Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat ini secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh perekonomian dunia. Hal ini dapat dilihat dengan diundangnya Indonesia ke pertemuan kelompok 8- plus (G8plus) di Kyoto Jepang pada bulan Juli 2008 bersama beberapa negara yang disebut BRIICS (Brasil, Rusia, India, Indonesia dan South Africa). Pada tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000, bahkan pada tahun 2009, GDP Indonesia ditetapkan di atas angka 5.000 triliun Rupiah atau setara dengan US$ 555 milyar. Angka-angka ini cukup mendukung estimasi bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia dengan GDP di atas US$ 1 triliun. Namun masih banyak hambatan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia untuk menuju kesana, misalnya; kondisi infrastruktur perekonomian (seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan listrik), tingginya angka pengangguran (kisaran 9%), tingginya inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya harga energi dunia (sudah menyentuh 11,,%), belum optimalnya kedatangan FDI ke Indonesia, belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi (belum ekspansif)
Masalah
Permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia bukanlah permasalahan ekonomi makro, melainkan masalah ekonomi mikro. Yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut adalah para insinyur bukan ahli ekonomi.
Permasalahan tersebut, lanjutnya antara lain masalah pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan pelabuhan yang menjadi gerbang masuknya devisa asing. Selain itu, belum meratanya pembangunan pembangkit tenaga listrik di Indonesia juga menjadi salah satu masalah ekonomi Indonesia yang perlu diperhatikan. Pasalnya listrik merupakan motor penggerak roda perekonomian.”Semua itu bisa diatasi oleh para ahli di bidang proyek dan pembangunan,”
Masalah mikro lainnya, adalah masalah pembebasan lahan yang selama ini sering menjadi permasalahan besar antara pengembang dan warga. Belum transparannya penggunaan retribusi pajak juga menjadi salah satu masalah ekonomi yang dihadapi Indonesia. Selain itu, permasalahan pembebasan lahan dan retribusi pajak hanya dapat diselesaikan oleh pemerintah daerah, bukan para menteri yang duduk di pemerintahan.
Kesemua masalah tersebut harus segera diselesaikan. Para investor terutama investor asing baru akan menanamkan modalnya jika mendapat kejelasan dari sisi ekonomi. Sebenarnya Indonesia ini sangat potensial untuk investasi, tapi investor mana yang bersedia menanamkan modalnya jika sarana dan prasarana belum jelas,
Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan ekonomi yang ada di negara kita indonesia ini , sehingga kita dapat mengetahui masalah yang terjadi bukan dari masalah ekonomi makro saja melainkan terdapat juga masalah dari ekonomi mikro
ANALISIS ( JURNAL 2 )
Pengarang : Syarifuddin
Judul : Pengangguran Di Indonesia
Tahun : 2011
Tema : Masalah Ekonomi
Latar Belakang Masalah
Fenomena
Pengangguran akan lebih banyak memberikan dampak yang kurang baik bagi kegiatan ekonomi suatu Negara. Pengangguran akan menyebabkan beban angkatan kerja yang benar – benar poduktif menjadi semakin berat, disamping secara sosial pengangguran akan menimbulkan kecendrungan masalah – masalah kriminalitas dan masalah sosial lainnya. Pengertian pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
Riset
Jenis – jenis pengangguran :
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi :
a. Pengangguran terselubung, adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Setengah menganggur, adalah tenaga keja yang tidak bekerja secara optimal karma tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran terbuka, adalah tenaga kerja yang sungguh – sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Materi Penelitian
Di Indonesia walaupun pemerintah mengatakan angka pengangguran sudah berkurang sekian persen, tetapi tetap saja pemerintah terus berupaya mengatasi pengangguran ini, karena pemerintah serta masyaakat menyadari sekali bahwa pengangguran akan memiliki dampak negative yang lebih besar untuk ke depannya .
Masalah
Terhadap Perekonomian suatu negara
a.Pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapinya. Hal ini terjadi karena pengangguran dapat menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya).
b. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang.
c. Pengangguran tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi akibatnya tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.
Terhadap individu yang mengalaminya dan masyarakat
a. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
b. Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
c. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor dan dampak dari masalah pengangguran ini , ternyata dampak yang dihasilkan dari fenomena ini cukup berpengaruh dalam negara dan diri sendiri
ANALISIS ( JURNAL 3 )
Pengarang : Prof Dr Mubyarto
Judul : Penanggulangan Kemisikinan Di Indonesia
Tahun : 2003
Tema : Masalah Ekonomi
Latar Belakang Masalah
Fenomena
Sampai
kira-kira 28 tahun lalu (1975) kemiskinan bukanlah topik bahasan
seminar dan surat-surat kabar. Baik masyarakat maupun pemerintah
“tabu” membahasnya. Pembangunan dianggap akan menghapuskan
kemiskinan “dengan sendirinya”. Dan pakar ekonomi dengan
analisis-analisisnya berdiri paling depan dalam barisan para pakar
yang manganggap bahwa pertumbuhan ekonomi cukup mampu mengatasi segala
masalah sosial ekonomi bangsa.
Selama periode 1976-1996 (20 tahun, Repelita II-V)
angka kemiskinan Indonesia turun drastis dari 40% menjadi 11% yang
dianggap cukup menjadi pembenaran bahwa pertumbuhan ekonomi rata-rata 7%
par tahun dalam periode itu adalah faktor penentunya. Maka krismon 1997-98
yang kembali meningkatkan angka kemiskinan menjadi 24% tahun 1998 dengan
mudah dijadikan alasan kuat lain bahwa memang pertumbuhan ekonomi
“adalah segala-galanya”.
Riset
1. Program Penanggulangan Kemiskinan bersasaran (targeted poverty
alleviation) paling serius dalam sejarah bangsa Indonesia adalah
program IDT di sepertiga desa di Indonesia, dan program Takesra/Kukesra di
dua pertiga desa lainnya. Keduanya didasarkan atas Inpres 5/1993 dan
Inpres 3/1996, yang pertama dengan anggaran dari APBN dan yang kedua dari
APBN ditambah bantuan “konglomerat”. Program IDT maupun
Takesra/Kukesra keduanya dilaksanakan melalui pendekatan kelompok sasaran
antara 15-30 kepala keluarga dengan pemberian modal bergulir, yang pertama
(IDT) sebagai hibah dan yang kedua sebagai pinjaman/kredit mikro.
2. aplikasi manual tentang
penanggulangan kemiskinan bersasaran” (A Manual for Evaluating
Targeted Poverty Alleviation Programmes), “lebih-lebih”
dengan bahasa Inggris. Namun karena telah ada putusan panitia
penyelenggara bahwa pada hari kedua ini kita boleh penuh menggunakan
bahasa Indonesia atau bagi saya bahasa Jawa di sana-sini, sebaiknya
kita berusaha maksimal memanfaatkannya. Manual yang dimaksud dan kuisioner
yang menyertainya telah saya terapkan (diujicobakan) di 5 kabupaten/kota
di propinsi DIY mulai September 2002–Januari 2003 dan sebagian hasilnya
saya laporkan dalam makalah dengan
bahasa Inggris yang “bopeng-bopeng”.
Tiga
kritik utama terhadap manual ini adalah: Pertama,
pendekatannya masih kurang cocok dengan kondisi sosial-ekonomi-budaya riil
Indonesia yang masih bersifat dualistik, yaitu masih adanya perbedaan
besar antara sektor modern-industrial dan sektor tradisional perdesaan
(ekonomi rakyat). Kedua, pendekatan terhadap
responden/peserta program penanggulangan kemiskinan bersasaran (PKB)
sangat individual/perorangan, padahal dalam kenyataan di semua program PKB
peranan kelompok masyarakat (Pokmas) sangat besar. Ketiga,
pada bidang usaha/kegiatan ekonomi diasumsikan adanya pemisahan yang
jelas/tegas antara kegiatan ekonomi rumah tangga sehari-hari dengan
usaha/bisnis termasuk dalam pembukuannya. Namun harus diakui bahwa manual
ini benar-benar sangat bermanfaat dan menggugah kita di Indonesia yang
selama ini belum pernah membuat upaya-upaya seperti ini, yaitu mengadakan
evaluasi secara kuantitatif dampak program (sosial/ekonomi) PKB.
Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam menganalisis tetntang masalah penanggulangan kemisikinan di indonesia agar kita mengetahui bagaimana cara untuk mengurangi jumlah kemiskinan di indonesia dengan cara-cara seperti di atas .